Senin, 11 Februari 2013


Warga Pancoh Ngadani Nyadran Lintas Agama
Rabu, 11 July 2012 | 19:16 WIB

Warga Pancoh Ngadani Nyadran Lintas Agama

Sleman, www.jogjatv.tv – Kerukunan antawisipun umat ingkang ngrasuk maneka  agami  boten namung cekap kawedhar ing lathi, ananging kedah  dipun cakaken ing gesang padintenan. Awit saking punika,  warga Dhusun Pancoh, Girikerto, Turi, Sleman sesarengan kaliyan Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB) DIY, dinten Rebo (11/7) siyang, ngadani tradisi nyadran kanthi dedonga sesarengan dhateng Pasareyan Puthuk Dhusun Pancoh.
Nyadran ingkang dipun adani dening warga Dhusun Pancoh, sesarengan kaliyan FPUB DIY dhateng Pasareyan Puthuk, dinten Rebo siyang kapurwakan kanthi kirab budaya. Sadumuginipun pasareyan, warga lajeng  ngintun dhateng  pasareyan para leluwuripun,  lan  dedonga sesarengan   kanthi gentosan. Tumrap pangrasuk Agami  Buda dipun pandhegani dening Patrik, Kristen dipun pandhegani dening Pendeta Bambang Sudibyo, Islam dipun pandhegani dening Kyai Haji Abdul Muhaimin lan ingkang ngrasuk Agami Katulik dipun pandhegani dening Romo Suyatno Hadi Atmojo.
Dukuh Pancoh, Purwadi mratelakaken, warga Dhusun Pancoh sampun kaping wolu punika ngadani nyadran lintas agama. Ancasipun kangge biyawarakaken Desa Pancoh ingkang sampun dipun kukuhaken minangka Desa Eko Wisata. Nyadran lintas agama ugi mengku pangajab  kangge nglestantunaken  kaskayaning  budaya lan kangge nggatra kerukunan antawisipun sadaya umat.
Nyadran  ugi dipun estreni dening sawetawis turis saking Perancis.  Saparipurnaning adicara warga lajeng dhahar kembul minangka tandha supeketipun kekadangan ing antawisipun warga




sumber : http://www.jogjatv.tv/berita/11/07/2012/warga-pancoh-ngadani-nyadran-lintas-agama

NYADRAN AGUNG LINTAS IMAN

Warga masyarakat Dusun Pancoh bersama Forum Persaudaraan Umat Beriman Yogyakarta (FPUB) menggelar acara Nyadran Agung Lintas Iman di makam Punthuk, Dusun Pancoh, Girikerto, Turi, Sleman, Rabu (11/7/2012). Tradisi Nyadran atau berziarah ternyata tidak hanya dilaksanakan oleh umat muslim yang dilaksanakan menjelang dilakasanakan puasa Ramadan, nyadran menjadi tradisi yang melekat pada masyarakat jawa.



sumber : http://gaul.solopos.com/nyadran-agung-lintas-imam-200756.html

Selasa, 05 Februari 2013

Desa Ekowisata Pancoh

Desa Ekowisata Pancoh merupakan desa bicara....desa bicara karena desa Pancoh memiliki SURTHONG disetiap rumahnya sehingga desa ini tidak pernah sepi dari bunyi SURTHONG tadi. SURTHONG adalah alat yang dibuat dari bambu yang dialiri air dan ketika penuh akan tumpah dan meninggalkan bunyi atau suara yang khas...biasanya berbunyi THONG....

PASEK (Paket Sekali Kunjungan)

Base Camp rumah penduduk, 1 x snack
1. Jalan, Embung, Permainan, 1 peserta @Rp 25.000,-
2. Jalan, Tracking Susur Sungai, Embung, 1 peserta @ Rp 30.000,-
3. Jalan, Kebun Salak, Kandang Komunal, Permainan, 1 peserta @ Rp 45.000,-
4. Jalan, Embung, Kebun Bunga, Permainan, 1 peserta @ Rp 50.000,-
5. Jalan, Kandang Komunal, Sawah, Embung, Permainan, 1 peserta @ Rp 50.000,-
Apabila memetik salak di kebun, keluar kebun salak harus ditimbang. Harga menyesuaikan pasar.
Minimal peserta kunjungan 30 orang.

CP: Menuk 081328002856

Paket2 Desa Ekowisata Pancoh

1. Embung 
-mancing
2. Sungai alami
-tracking di pinggir sungai
-mandi di tempuran
-buat kapal2an
3. Persawahan
-bajak sawah pakai sapi
-mencangkul
-menghalau burung
-mengani ani
-tanam padi-cari belut
menanam kacang dipematang sawah
4. Kandang komunal
>memberi pakan ternak
>memandikan ternak
>mengeluarkan sapi untuk dijemur
>memasukkan kotoran sapi ke biogas
>mengoperasikan mesin sampah
5. Kebun bunga
+menanam bunga
+memetik bunga
+penyiangan
+merangkai bunga
6. Kebun salak
-menanam pohon salak
-memetik salak dan susuri kebun
-penyerbukan
-pemupukan pada pohon salak
-pembabatan
7. Gedung Londo
>melihat bangunan dan susuri jalan setapak
8.Seni Budaya
-pethilan wayang
-pethilan kethoprak
-tari anak
-gamelan
-saparan
-mitoni
-wiwit
-njenangi
9. Outbond dan gamefun
10. Parkir & tiket masuk

Desa Ekowisata Pancoh berada di kelurahan Girikerto kecamatan Turi kabupaten Sleman DIY. Arah yang diambil dari Monumen Yogya Kembali ambil ke arah utara 20 km, ambil arah ke gunung Turgo ada dusun Candi/SD Giriharjo ambil kekiri 500 meter disitulah desa ekowisata Pancoh. Alamnya masih alami sekali. Pakt wisata yang ditawarkan ada wisata embung, menyusuri sungai yang masih alami, wisata dengan kegiatan2 di persawahan layaknya petani, wisata di kandang komunal, kandang puyuh, wisata di kebun bunga, kebun salak, ada bangunan kuno gedung londo, kolam ikan, wisata seni budaya yang telah dilestarikan oleh warga desa pancoh, dan ada homestay bagi yang ingin berlama2 menikmati keindahan alam yang masih asli.

Pengukuhan Desa Ekowisata Pancoh


Pengukuhan Desa Ekowisata Berbasis Masyarakat
Sebagai tindak lanjut dari program desa ekowisata yang dilaksanakan oleh LPTP (Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan) bekerjasama dengan KLH (Kementerian Lingkungan Hidup)  dan Puspar (Pusat Pariwisata) UGM, dilakukan pengukuhan desa ekowisata. Tiga lokasi dampingan LPTP yaitu Dukuh Pancoh di desa Girikerto, Dukuh Sambi dan Dusun Wonogiri di desa Pakembinangun dikukuhkan menjadi desa ekowisata.

Pengukuhan sebagai desa ekowisata ini dilakukan di Dusun Pancoh, Desa Girikerto, Kecamatan Turi  Kabupaten Sleman pada tanggal  14 Februari 2012.  Pengukuhan dihadiri Muspika Kecamatan Turi, wakil dari Kabupaten Sleman dan Puspar UGM. Masyarakat dari tiga dusun itu juga hadir menyaksikan acara pengukuhan yang dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian rakyat.
 
Agenda pengukuhan desa ekowisata itu diawali dengan tarian anak-anak Dusun Pancoh. Setelah itu ada sambutan-sambutan dari kepala desa Girikerto, dari LPTP diwakili Alim Muhammad, SE yang merupakan sekretaris Badan Pengurus Yayasan LPTP. Selain itu juga ada sambutan dari Puspar UGM yang diwakili Esti Cemporaningsih, ST, Msi  dan dari pemerintah Kabupaten Sleman diwakili staf ahli Bupati Sleman.
 
1_ekowisata_01Suharto, Kepala Desa Girikerto sangat mendukung dikembangkannya Desa Girikerto menjadi desa ekowisata. “Banyak potensi yang masih bisa dikembangkan untuk mendukung desa ekowisata di sini. Kita harapankan juga  ada kelanjutan program pendampingan karena program yang sudah berjalan baru bersifat rintisan,” demikian di katakan  olehnya saat memberi sambutan.
 
Sementara Bupati Sleman yang diwakili staf ahlinya juga memberikan dukungan terhadap dusun-dusun yang sudah mengembangkan diri menjadi desa ekowisata. “Kita berharap desa ekowisata bisa menjadi bagian dari proses pengembangan ekonomi pedesaan serta terwujudnya keseimbangan ekosistem di lingkungan masyarakat desa ini.”
 
Untuk semakin memantapkan diri sebagai desa ekowisata, dua desa itu menjalin hubungan dengan forum desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman. Di samping itu, untuk mendukung pengembangan desa ekowisata telah dilakukan berbagai hal seperti pengembangan lingkungan hidup yang berkaitan dengan konservasi, rehabilitasi dan pengelolaan lingkungan yang baik. Peningkatan kapasitas manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup juga terus dilakukan.
 
Sebenarnya telah cukup lama team LPTP berada di dua desa itu. Team LPTP telah berada di dua desa ini sejak erupsi Merapi tahun 2010. Diawali dengan kegiatan tanggap darurat bencana Merapi kemudian dilanjutkan dengan program pemulihan dini dari ekses bencana Merapi dan yang terakhir melaksanakan program pengembangan desa ekowisata berbasis masyarakat.
 
2_ekowisataTeam LPTP yang dikoordinir Bejo Sibet dan dibantu Sri Sumarti, Weny serta Sulistyo telah memfasilitasi terbentuknya  pengelola ekowisata di tiga dusun pada dua desa itu. Berdasarkan kesepakatan warga tiga dusun itu sendiri telah dipilih ketua pengelola ekowisata di masing-masing dusun. Mereka adalah Haryono dari Dusun Sambi Desa Pakembinangun, Suharmoko dari Dusun Kertodadi Desa Pakembianngun dan Sarimin dari Dusun Pancoh.
 
Dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik lagi, terutama dalam hal pengolahan sampah, KLH berkerjasama dengan LPTP Surakarta dan Puspar UGM telah memberikan bantuan 6 unit mesin perajang sampah pada tiga dusun ini. Selain itu Team LPTP juga mengenalkan biogas. Biogas ini berbahan limbah ternak sapi dan mampu menghasilkan energy yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan dan untuk keperluan memasak. Selain itu juga dapat dihasilkan pupuk organic untuk pertanian.
 
Sebagaimana di katakan kepala desa Girikerto dalam sambutan pengukuhan desa ekowisata, banyak  potensi desa yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata menarik. Lokasi geografis desa yang berada di lereng Merapi, dengan karakteristik tradisionalnya yang masih kuat memiliki potensi besar menarik wisatawan. 
 
Desa yang berada di lereng Gunung Merapi ini memiliki pemandangan alam bagus dan udara sejuk. Kontur tanahnya bergelombang naik turun dengan pemandangan alam yang indah. Masing-masing dusun juga memiliki kekhasan berupa hamparan kebun salak yang luas dan tersebar di mana-mana. Kegiatan pertanian yang dominan di kawasan ini memang kebun salak. Wilayah ini penghasil buah salak madu, salak pondoh, salak jawa dan salak gading. Produk kebun salak itu untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik  dan sebagian sudah menjadi komuditas ekspor.
 
Dalam hal yang menyangkut kuliner, di kawasan  pedesaan itu juga terdapat aneka makanan khas desa yang menarik. Di antaranya adalah jadah tempe bacem, brem salak dan minuman Jare yang merupakan minuman berbahan jahe dan sere. Minuman ini nikmat diminum dalam cuaca dingin.
 
3_ekowisataUntuk peternakan di kawasan ini terdapat kandang ternak kelompok. Kebisaaan masyarakat desa itu adalah mengandangkan ternaknya baik sapi maupun kambing pada kandang ternak kelompok yang dipusatkan di tempat tertentu dan dikelola bersama. Di sini para wisatawan nantinya dapat belajar tentang ternak komunal dan juga bisa belajar ternak kambing PE dengan produk susu kambingnya.
 
Masyarakat tiga dusun ini juga kaya dengan kesenian tradisional terutama di Desa Girikerto. Di situ terdapat seniman-seniman Jawa yang ahli dalam berkesenian wayang orang, ketoprak, jathilan (jaran kepang), tari-tarian dan pengrawit (penabuh gamelan). Kehandalannya dalam berkesenian itu ditampilkan  saat acara pengukuhan desa ekowisata. Mereka mementaskan tari-tarian, pethilan cerita wayang orang dan kerawitan yang memikat penonton. 
 
Kawasan tiga dusun ini pola tradisionalnya masih kuat. Di desa itu pada waktu tertentu masih diselenggarakan beberapa ritual dusun yang melibatkan partisipasi hampir seluruh warga desa. Ritual desa yang masih dipelihara dengan baik adalah mertibumi, sawalan dan muludan.
 
Mertibumi (bersih desa) merupakan ritual tahunan yang  diikuti oleh seluruh masyarakat desa. Acara mertibumi ini selalu ditunggu masyarakat desa karena diikuti perayaan yang menggembirakan.   Pada mertibumi ini  diadakan kenduri di kantor dusun dan kalurahan. Pada waktu itu dibuat rowodan (tumpeng besar) yang bahannya menggunakan hasil bumi setempat  seperti kacang-kacangan, buah-buahan,  padi-padian, sayuran, palawija sebagai lambang kemakmuran yang diberikan Tuhan sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur. 
 
Kegiatan mertibumi dipimpin oleh tokoh agama setempat yang sekaligus memimpin doa kepada Tuhan agar terbebas dari bencana dan mendapat berkah, keselamatan serta kesejahteraan. Dalam penyelenggaraan mertibumi juga diselenggarakan pesta seni rakyat seperti pertunjukan ketoprak, jathilan, pethilan, kerawitan dan pameran/basar.  Acara mertibumi ini diakhiri pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Dalangnya dari desa itu sendiri.
 
5_ekowisataMertibumi yang diselenggarakan di tingkat dusun penyelenggaraannya dipusatkan di kantor pemerintahan dusun. Untuk  mertibumi tingkat desa terdapat kegiatan pengambilan air di sedang panguripan yang merupakan mata air desa yang dijaga kelestariannya. Pengambilan air ditempatkan pada 13 kendhi (tempat air dari tanah) untuk sejumlah 13 dusun. Prosesi pengambilannya diarak oleh putri domas dikawal pasukan berpakaian prajurit Mataram masa dulu dan bersenjata tradisional Jawa.
 
Pengambilan air ini dipimpin oleh juru kunci sendang panguripan. Kemudian 13 kendhi disemayankan di kantor desa selama satu malam. Hari selanjutnya 13 kendhi berisi air itu kemudian dibagikan pada 13 kepala dusun dan selanjutnya di kucurkan di batas masing-masing  dusun sebagai symbol untuk tolak balak atau penolak bencana.
 
Mertibumi diadakan di bulan sapar menurut penanggalan Jawa. Perayaan ini menyedot perhatian masyarakat desa dan menjadi daya tarik kuat untuk wisatawan. Pelaksanaan mertibumi ini berlangsung selama tiga hari dan menggembirakan masyarakat desa.
 
Sedang acara Sawalan merupakan  kenduri menyambut bulan Sawal. Kenduri dilakukan di rumah tokoh yang dituakan masyarakat desa. Untuk Muludan juga diperingati dengan menyelenggarakan kenduri secara bersama-sama dan dilakukan di rumah tokoh yang dituakan.
 
Cukup banyak potensi tradisional yang dimiliki tiga dusun di lereng Merapi yang mengukuhkan diri menjadi desa ekowisata itu.  Potensi-potensi yang ada itu akan sangat bermanfaat jika dikembangkan dan tentu dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Yang penting mereka bisa menjadi subyek yang mampu mengembangkan pariwisata di daerahnya sendiri dan bukannya sekedar obyek tontonan para wisatawan.

***

Training Ekowisata Berbasis Masyarakat

 
Training Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Merapi
Ekowisata semakin populer dan menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah. Pada ekowisata ini turis selain menikmati panorama alam dan budaya setempat juga menikmati kondisi lingkungan alam yang dijaga kelestariannya sehingga memberikan suasana nyaman. Partisipasi aktif masyarakat dalam ekowisata sangat kuat dan menjadi daya tarik tersendiri.

Sejak erupsi Merapi November 2010 yang lalu, sebagian kawasan yang tertimpa bencana Merapi banyak dikunjungi orang. Sebagian daerah itu sebelumnya memang menjadi tempat wisata yang menarik. Saat terjadi erupsi Merapi kawasan itu sempat terpuruk akibat dahsyatnya erupsi Merapi. Kini dengan semakin berlalunya waktu, masyarakat di sekitar kawasan bencana Merapi terus berbenah diri memulihkan wilayahnya. Tempat-tempat wisata kembali pulih sementara tempat-tempat baru yang memiliki potensi menjadi tempat wisata ditata agar suatu saat bisa menjadi tempat tujuan wisata yang menarik.
 
Team early recovery Merapi LPTP sejak erupsi Merapi dulu telah berada di beberapa desa di Kabupaten Sleman membantu masyarakat dalam program pemulihan dini. Setelah kegiatan pemulihan dini  berakhir dilanjutkan dengan kegiatan ekowisata berbasis masyarakat di beberapa desa di Kecamatan Pakem dan Turi Kabupaten Sleman. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan pelatihan ekowisata bagi masyarakat dampingan LPTP di beberapa desa di kecamatan itu.
 
4_presentasiPada ekowisata berbasis masyarakat ini keterlibatan masyarakat diutamakan karena masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam dan budaya tradisional yang dapat dikembangkan serta menjadi daya tarik wisata. Masyarakat bukan menjadi obyek wisata namun subyek yang dapat berperan banyak dalam kegiatan wisata di daerahnya. Pada ekowisata berbasis masyarakat ini juga membantu peluang kerja bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi kemiskinan. Jasa-jasa wisata seperti guide, homstay, souvenir, kuliner, transportasi dapat disediakan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian masyarkat ikut memetik keuntungan secara langsung dari pengembangan ekowisata ini,  dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat dan mengurangi kemiskinan. Selain itu, ekowisata berbasis masyarakat dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan karena adanya fungsi kontrol dari masyarakat sendiri. 
 
Untuk itulah LPTP bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Pusat Studi Kepariwisataan UGM menyelenggarakan kegiatan pelatihan dengan tema peningkatan kapasiatas masyarakat dalam pengelolaan ekowisata. Pelatihan kepariwisataan ini  dilaksanakan di Dukuh Sambi Desa Pakembinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. 
 
Tujuan dari pelatihan kepariwisataan ini adalah untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman mengenai desa ekowisata serta meningkatkan kemampuan dan ketrampilan peserta dalam merancang desa ekowisata berbasis masyarakat
 
1_dikusi_kelompokMetode yang digunakan dalam pelatihan  dengan menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa (POD) secara partisipatif. Metode ini akan menciptakan proses belajar yang dinamis. Pada metode pembelajaran orang dewasa ini unsur pengalaman memiliki peranan yang cukup besar dalam menentukan proses dinamika pelatihan.
 
Fasilitator akan berusaha menciptakan kemudahan-kemudahan bagi terciptanya proses penggalian pengalaman dari seluruh peserta. Kemudian seluruh peserta diajak bersama-sama untuk menilai dan mengkaji pengalaman yang telah diperoleh untuk selanjutnya digali dan dikembangkan prinsip-prinsip pembelajaran pengalaman. 
 
Beberapa materi yang disampaikan para narasumber dan fasilitator dalam training ekowosata ini adalah :
•    Pengertian ekowisata dan rancangan produk ekowisata
•    Pengetahuan teknis dalam pengelolaan ekowisata
•    Pengelolaan  ekowisata untuk meningkatkan kemandirian desa
•    Perencanaan strategis tingkat wilayah (desa/dukuh/dusun)
•    Membangun promosi dan jaringan usaha pengelolaan desa ekowisata
•    Penggunaan media informasi yang efektif untuk promosi usaha
•    Pembuatan souvenir 
•    Kunjungan lapangan  ke pengelola wisata

Setelah mengikuti pelatihan ekowisata ini para peserta diharapkan memahami lebih baik hal-hal yang menyangkut ekowisata seperti pengertian dan prinsip-prinsip ekowisata serta mampu mengenali dan menggali potensi lokal yang dapat dikembangkan dalam ekowisata.
 
3_presentasiDari pelatihan ini juga diharapkan para peserta kemudian memiliki visi dan misi bersama dalam upaya mengembangkan desa ekowisata. Kemudian para peserta juga akan mampu menyusun rencana kegiatan yang diperlukan untuk membangun ekowisata. Di samping itu bersama dengan perangkat yang lain mampu melakukan promosi dan membangun jaringan pemasaran desa ekowisatanya. 
 
Agar peserta pelatihan semakin baik pemahamannya, dalam salah satu sesi pelatihan ini terdapat agenda kunjungan lapangan. Dengan kunjungan lapangan ke tempat obyek wisata realistis ini para peserta diharapkan semakin memahami bagaimana cara mengelola dan mengembangkan ekowisata yang baik. Dengan melakukan diskusi langsung dengan pengelola wisata  yang dikunjunginya para peserta diharapkan dapat lebih mengetahui permasalahan dalam mengelola ekowisata dan bagaimana menyelesaikan permasalahan yang sering muncul dalam mengelola ekowisata.
 
Pelatihan kepariwisataan ini diselenggarakan tanggal 12 – 14 Oktober 2011. Sedang 1 hari yakni tanggal 17 Oktober diagendakan khusus untuk kunjungan lapangan. Pelatihan berlangsung dengan jadwal acara yang lumayan padat. Narasumber berasal dari Pusat Studi Pariwisata UGM di antaranya adalah Dr Baiquni,  sedangkan fasilitator dari LPTP yakni Bejo Sibed, Sri Sumarti, Sulistyo dan Weny. Fasilitator ini merupakan team LPTP yang sudah sejak erupsi Merapi bertugas di beberapa desa di Kecamatan Pakem dan Turi Kabupaten Sleman.
 
Peserta pelatihan ekowisata berasal dari perwakilan masyarakat dari tiga lokasi di kawasan Merapi. Mereka berasal dari  Dukuh Pancoh, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Dusun Wonogiri, Dukuh Kertodadi, Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem dan Dukuh Sambi, Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem.  Peserta berjumlah 30 orang laki-laki dan perempuan. Mereka berasal dari unsur pemerintahan dukuh/dusun, kelompok pengelola wisata, ibu – ibu PKK, karangtaruna dan  kelompok pengelola sampah. 
 
Selama pelatihan untuk menjaga kualitas (quality control),  team fasilitator melakukan monitoring proses fasilitasi pelatihan harian  untuk menjadi bahan evaluasi (lesson learn) bersama dengan pelaksana pelatihan setiap hari pada akhir sessi. Pada akhir pelatihan juga dilakukan evaluasi akhir bersama dengan pelaksana pelatihan untuk mengevaluasi secara keseluruhan apakah pelatihan terlaksana sesuai dengan tujuan pelatihan.
 
5_sosialisasiSetelah mengikuti pelatihan ekowisata ini diharapkan para peserta memiliki motivasi yang tinggi dalam mengembangkan ekowisata di daerahnya. Meskipun desa mereka termasuk kawasan rawan bencana erupsi Merapi namun memiliki potensi besar menjadi desa ekowisata. Selain menawarkan panorama alam yang indah, udara sejuk, tanah subur, budidaya tanaman khas daerah pegunungan, budaya lokal mereka sangat menarik. Jika ditambah dengan semangat yang tinggi dari masyarakatnya maka pasti akan menjadi desa wisata yang menarik. 

***