Selasa, 05 Februari 2013

Training Ekowisata Berbasis Masyarakat

 
Training Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Merapi
Ekowisata semakin populer dan menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah. Pada ekowisata ini turis selain menikmati panorama alam dan budaya setempat juga menikmati kondisi lingkungan alam yang dijaga kelestariannya sehingga memberikan suasana nyaman. Partisipasi aktif masyarakat dalam ekowisata sangat kuat dan menjadi daya tarik tersendiri.

Sejak erupsi Merapi November 2010 yang lalu, sebagian kawasan yang tertimpa bencana Merapi banyak dikunjungi orang. Sebagian daerah itu sebelumnya memang menjadi tempat wisata yang menarik. Saat terjadi erupsi Merapi kawasan itu sempat terpuruk akibat dahsyatnya erupsi Merapi. Kini dengan semakin berlalunya waktu, masyarakat di sekitar kawasan bencana Merapi terus berbenah diri memulihkan wilayahnya. Tempat-tempat wisata kembali pulih sementara tempat-tempat baru yang memiliki potensi menjadi tempat wisata ditata agar suatu saat bisa menjadi tempat tujuan wisata yang menarik.
 
Team early recovery Merapi LPTP sejak erupsi Merapi dulu telah berada di beberapa desa di Kabupaten Sleman membantu masyarakat dalam program pemulihan dini. Setelah kegiatan pemulihan dini  berakhir dilanjutkan dengan kegiatan ekowisata berbasis masyarakat di beberapa desa di Kecamatan Pakem dan Turi Kabupaten Sleman. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan pelatihan ekowisata bagi masyarakat dampingan LPTP di beberapa desa di kecamatan itu.
 
4_presentasiPada ekowisata berbasis masyarakat ini keterlibatan masyarakat diutamakan karena masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam dan budaya tradisional yang dapat dikembangkan serta menjadi daya tarik wisata. Masyarakat bukan menjadi obyek wisata namun subyek yang dapat berperan banyak dalam kegiatan wisata di daerahnya. Pada ekowisata berbasis masyarakat ini juga membantu peluang kerja bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi kemiskinan. Jasa-jasa wisata seperti guide, homstay, souvenir, kuliner, transportasi dapat disediakan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian masyarkat ikut memetik keuntungan secara langsung dari pengembangan ekowisata ini,  dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat dan mengurangi kemiskinan. Selain itu, ekowisata berbasis masyarakat dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan karena adanya fungsi kontrol dari masyarakat sendiri. 
 
Untuk itulah LPTP bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Pusat Studi Kepariwisataan UGM menyelenggarakan kegiatan pelatihan dengan tema peningkatan kapasiatas masyarakat dalam pengelolaan ekowisata. Pelatihan kepariwisataan ini  dilaksanakan di Dukuh Sambi Desa Pakembinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. 
 
Tujuan dari pelatihan kepariwisataan ini adalah untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman mengenai desa ekowisata serta meningkatkan kemampuan dan ketrampilan peserta dalam merancang desa ekowisata berbasis masyarakat
 
1_dikusi_kelompokMetode yang digunakan dalam pelatihan  dengan menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa (POD) secara partisipatif. Metode ini akan menciptakan proses belajar yang dinamis. Pada metode pembelajaran orang dewasa ini unsur pengalaman memiliki peranan yang cukup besar dalam menentukan proses dinamika pelatihan.
 
Fasilitator akan berusaha menciptakan kemudahan-kemudahan bagi terciptanya proses penggalian pengalaman dari seluruh peserta. Kemudian seluruh peserta diajak bersama-sama untuk menilai dan mengkaji pengalaman yang telah diperoleh untuk selanjutnya digali dan dikembangkan prinsip-prinsip pembelajaran pengalaman. 
 
Beberapa materi yang disampaikan para narasumber dan fasilitator dalam training ekowosata ini adalah :
•    Pengertian ekowisata dan rancangan produk ekowisata
•    Pengetahuan teknis dalam pengelolaan ekowisata
•    Pengelolaan  ekowisata untuk meningkatkan kemandirian desa
•    Perencanaan strategis tingkat wilayah (desa/dukuh/dusun)
•    Membangun promosi dan jaringan usaha pengelolaan desa ekowisata
•    Penggunaan media informasi yang efektif untuk promosi usaha
•    Pembuatan souvenir 
•    Kunjungan lapangan  ke pengelola wisata

Setelah mengikuti pelatihan ekowisata ini para peserta diharapkan memahami lebih baik hal-hal yang menyangkut ekowisata seperti pengertian dan prinsip-prinsip ekowisata serta mampu mengenali dan menggali potensi lokal yang dapat dikembangkan dalam ekowisata.
 
3_presentasiDari pelatihan ini juga diharapkan para peserta kemudian memiliki visi dan misi bersama dalam upaya mengembangkan desa ekowisata. Kemudian para peserta juga akan mampu menyusun rencana kegiatan yang diperlukan untuk membangun ekowisata. Di samping itu bersama dengan perangkat yang lain mampu melakukan promosi dan membangun jaringan pemasaran desa ekowisatanya. 
 
Agar peserta pelatihan semakin baik pemahamannya, dalam salah satu sesi pelatihan ini terdapat agenda kunjungan lapangan. Dengan kunjungan lapangan ke tempat obyek wisata realistis ini para peserta diharapkan semakin memahami bagaimana cara mengelola dan mengembangkan ekowisata yang baik. Dengan melakukan diskusi langsung dengan pengelola wisata  yang dikunjunginya para peserta diharapkan dapat lebih mengetahui permasalahan dalam mengelola ekowisata dan bagaimana menyelesaikan permasalahan yang sering muncul dalam mengelola ekowisata.
 
Pelatihan kepariwisataan ini diselenggarakan tanggal 12 – 14 Oktober 2011. Sedang 1 hari yakni tanggal 17 Oktober diagendakan khusus untuk kunjungan lapangan. Pelatihan berlangsung dengan jadwal acara yang lumayan padat. Narasumber berasal dari Pusat Studi Pariwisata UGM di antaranya adalah Dr Baiquni,  sedangkan fasilitator dari LPTP yakni Bejo Sibed, Sri Sumarti, Sulistyo dan Weny. Fasilitator ini merupakan team LPTP yang sudah sejak erupsi Merapi bertugas di beberapa desa di Kecamatan Pakem dan Turi Kabupaten Sleman.
 
Peserta pelatihan ekowisata berasal dari perwakilan masyarakat dari tiga lokasi di kawasan Merapi. Mereka berasal dari  Dukuh Pancoh, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Dusun Wonogiri, Dukuh Kertodadi, Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem dan Dukuh Sambi, Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem.  Peserta berjumlah 30 orang laki-laki dan perempuan. Mereka berasal dari unsur pemerintahan dukuh/dusun, kelompok pengelola wisata, ibu – ibu PKK, karangtaruna dan  kelompok pengelola sampah. 
 
Selama pelatihan untuk menjaga kualitas (quality control),  team fasilitator melakukan monitoring proses fasilitasi pelatihan harian  untuk menjadi bahan evaluasi (lesson learn) bersama dengan pelaksana pelatihan setiap hari pada akhir sessi. Pada akhir pelatihan juga dilakukan evaluasi akhir bersama dengan pelaksana pelatihan untuk mengevaluasi secara keseluruhan apakah pelatihan terlaksana sesuai dengan tujuan pelatihan.
 
5_sosialisasiSetelah mengikuti pelatihan ekowisata ini diharapkan para peserta memiliki motivasi yang tinggi dalam mengembangkan ekowisata di daerahnya. Meskipun desa mereka termasuk kawasan rawan bencana erupsi Merapi namun memiliki potensi besar menjadi desa ekowisata. Selain menawarkan panorama alam yang indah, udara sejuk, tanah subur, budidaya tanaman khas daerah pegunungan, budaya lokal mereka sangat menarik. Jika ditambah dengan semangat yang tinggi dari masyarakatnya maka pasti akan menjadi desa wisata yang menarik. 

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar